PenJaga Q

1. Menanam pemahaman yang benar, kuat dan dalam

Aqidah dan pemahaman Islam itu ibarat tumbuhan, bila tidak memiliki akar yang kuat menghujam ke dalam bumi, maka dia tidak akan bisa tegak berdiri. Angin sepoi-sepoi yang berhembus sudah dapat membuatnya roboh. Sebaliknya, pohon yang akarnya menghujam kebumi tidak akan bergerak meski angin ribut bercampur badai mengamuk. 

Perumpamaan ini sesuai dengan apa yang Allah sebutkan dalam Al-quran Al-Kariem : 

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim : 24-25).

Sehingga agar aqidah dan pemahaman Islam ini menjadi kuat dan tegak, haruslah ditanam dengan benar agar akar-akarnya benar-benar menghujam ke bumi. Batangnya akan kuat menahan gempuran sebesar apapun. Dalam hal ini adalah sistem pembinaan yang menekankan kedalaman aqidah dan keaslian ajaran Islam serta kemampuan untuk dapat mengakses langsung sumber-sumber Islam dari mata airnya menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan. 

2. Selalu mengaitkan semua kejadian dan pengalaman hidup kepada Allah

Agar iman ini benar-benar menyatu dalam jiwa, maka kita perlu menjadikan iman sebagai kacamata kehidupan sehari-hari dengan tidak membiarkan satu tititk pun dalam kehidupan kita yang tidak dirambah dengan pendekatan syar`i. 

Untuk itu kita harus selalu menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan aktifitas kita. Realisasinya adalah selalu menjadikan syariat Islam sebagai format berpikir, memandang dan bertindak dalam setiap sendiri kehidupan sehari-hari. 

3. Bergaul dengan sesama orang beriman

4. Selalu melakukan muhasabah pribadi

5. Selalu mengingat mati dan hari qiyamat

6. Segera berhenti dari dosa sebelum terlambat

7. Tidak over dalam bertindak

8. Berdoa agar selalu dikuatkan iman dan istiqamah








TipS Yg ke 2...!!!!

1. Kata terakhir dan kata pertama.

Pastikan bahwa ‘Allah’ adalah kata terakhir yang terucap sebelum Anda terlelap, begitu juga kata yang pertama terucap saat Anda terbangun. Mudah-mudahan cara ini akan mendorong Anda untuk mengisi waktu diantara kedua saat itu dengan sebanyak mungkin mengingat Dia.

2. Bangun malam hari.

Hal pertama berwudhulah, dan shalatlah dimalam hari sendirian. ‘Umar ibn Kahattab (semoga Allah meridhainya) selalu minta disediakan secawan air di sebelah tempatnya tidur. Begitu terbangun, tangannya dibasahinya dan diusapkannya ke wajahnya, untuk langsung bangkit berwudhu dan shalat.

3. Bukalah Al-Qur’an di tengah malam.

Bacalah pelan-pelan di malah hari sendirian, baca terjemahannya, resapi maknanya karena itu disampaikan Allah khusus untuk Anda.

4. Bangunkan orang lain.

Sebelum subuh bangunkan anggota keluarga Anda yang lain dengan lemah lembut untuk melakukan hal yang sama dengan anda.

5. Shalat subuh berjama’ah.

Bagi laki-laki shalat subuh di masjid hampir-hampir wajib. Sampai Rasulullah berkata, untuk orang munafiq, shalat berjama’ah di masjid yang paling berat adalah ‘isya dan subuh. Ada saja alasan untuk menghindarinya. Bagi perempuan, shalat berjamaah di rumah pun baik.

6. Bacakan ayat dan hadits.

Pilihkan satu ayat Al-Qur’an dan satu hadits Rasulullah kepada orang-orang di rumah Anda sebagai hadiah pertama di pagi hari. Jadikan ayat dan hadits itu bahan obrolan pertama Anda sebelum berbincang tentang hal lain.

7. Baca sirah nabi.

Usahakan membaca satu atau dua halaman sirah Rasulullah di pagi hari untuk menambah kecintaan dan keshiddiqan kita kepada Muhammad Nabiyullah yang namanya kita sebut dalam syahadat keIslaman kita.

8. Sebelum keluar rumah.

Jangan lewati pintu rumah untuk berangkat bekerja atau menuntut ilmu urusan lainnya, sebelum tawakkal kita hanya kepada Allah dalam segala urusan. Ucapkan Bismillahittawakkaltu ‘ala Allahi Laa Hawla wa laa quwwata illaa billahi.. Dengan nama Allah aku bertawakkal (menggantungkan semua urusanku) hanya kepada Allah, tidak ada kemampuan dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.

9. Mendengar Al-Qur’an.

Usahakan tetap mendengar lantunan bacaan Al-Quran kemanapun Anda pergi hari ini, baik dari alat elektronik yang bisa Anda setel, atau dari senandung Anda sendiri dari hafalan maupun bacaan Anda.

10. 24 jam doa.

Ucapkanlah berbagai macam doa sehari-hari (mulai dari masuk kamar kecil sampai doa berkendaraan) yang diajarkan Rasulullah, dengan niat dan tujuan menambah rasa ketergantungan kita hanya kepada Allah. Semakin kita tergantung hanya kepada Allah dalam segala urusan, semakin independen kita dari pengaruh manusia lain, siapaun dia, setinggi apapun jabatannya terhadap kita, sebanyak apapun hartanya dibandingkan dengan diri kita. Begitu Allah melihat bukti bahwa kita hanya bergantung kepada-Nya, PASTI Dia akan mengangkat derajat kita di hadapan manusia lain, dan memudahkan semua urusan kita.

11. Kegiatan utamaku shalat

Aturlah agenda harian Anda berdasarkan rotasi 5 waktu shalat. Rancanglah semua agenda kerja dan kegiatan sedemikian rupa, yang membuat Anda sudah berada di tempat menunaikan shalat dalam keadaan berwudhu minimal 15 menit sebelum adzan berkumandang. Rasakan berkah demi berkah akan dilimpahkan kepada Anda.

12. Wudhu sempurna.

Peliharalah wudhu Anda selama mungkin. Berwudhulah dengan sempurna. Perhatikanlah air yang mentes dari kulit wajah dan bagian-bagian tubuh Anda, saksikan dosa-dosa Anda bercucuran bersama air itu.

13. Shalat terakhir.

Laksanakan shalat seakan-akan itu shalat Anda yang terakhir. Hadapkan tubuh Anda lurus-lurus ke arah Ka’bah Baitullah. Tundukkan jiwa Anda di hadapan Allah Pencipta dan Pemelihara Hidup Anda. Ejalah satu demi satu bacaan shalat dengan kerendahan hati dan kehinaan diri di hadapan Allah.

14. Berpuasa.

Lakukan puasa sunnah sebanyak mungkin, karena orang yang berpuasa doanya langsung dikabulkan Allah. Sedangkan doa adalah senjata utama Mu’min.

15. Berinfaq dan bershadaqah.

Apapun bentuk harta yang Anda miliki, itu sepenuhnya hak Allah. Gunakan harta itu sesuai kehendak pemiliknya yang sejati. Perbanyak shadaqah dan berinfaq untuk menunjukkan kepada Allah, bahwa harta yang ada pada kita sama sekali tidak mengganggu kesadaran kita, “bahwa ini semua milik Engkau ya Allah.”

16. Bersahabat.

Bergaul dan bersahabatlah sebanyak dan sesering mungkin dengan sesama orang yang meiliki iman. Dahulukan iman, ibadah, ilmu dan amal shalih sebagai kriteria kita memilih atau tidak memilihnya menjadi teman apalagi sahabat karib. Bila bergaul dengan orang yang masih lemah iman, atau bahkan kafir, pasanglah niat yang kuat, bahwa Anda bergaul dengannya dengan tujuan membagi kelezatan iman yang sudah kita rasakan. Kalau ditawari yang lezat-lezat dia menolak, ya tak usah buang-buang waktu menjadi temannya. Karena kata Nabi, di akhirat kita akan hidup bersama dengan teman kita sesama hidup. Wallahu a’lam bishshawwab.










TipS Yg ke 3....!!!!

Agar iman tetap terjaga maka iman itu perlu dirawat dengan baik, so dia menjadi sehat dan kuat. Ne ada beberapa tips untuk merawat iman,check it out frend

1.Iman perlu ditanamkan dengan cara yang benar
 
Agar iman tumbuh dengan baik, maka perlu ditanamkan dengan cara yang benar. Yaitu dengan pemahaman konsep laa ilaaha illallah yang murni dan konsekuen. Ilmu tentang keimanan yang benar sesuai dengan manhaj ahlussunnah wal jamaah dibutuhkan agar iman itu tertanam dengan mantap. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.(QS. Muhammad : 19)

2.Iman perlu diperbaharui terus 

Rasulullah SAW telahbersabda bahwa iman itu kadang betambah dan kadang berkurang. Sehingga iman itu perlu terus ditambah. Baik dengan zikr, fikir, atau aktifitas lainnya yang bisa terus menambah iman. Tanpa adanya perbaikan iman, maka iman itu sedikit demi sedikit akan mengalami kegersangan. Karena itu dia perlu terus disirami dan dipupuk agar menjadi subur. Orang yang tidak pernah mau memperbaharui iman, bisa jadi tidak menyadari kemunduran imannya kecuali setelah iman itu telah lenyap.

3.Iman perlu dijaga bersama dalam lingkungan yang baik 

Lingkungan tempat dimana kita hidup sangat besar dalam mempengaruhi iman kita. Karena itu dalam Islam kita mengenal konsep hijrah dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Tujuannya adalah agar iman yang sudah baik itu kemudian bercampur dengan lingkungan yang buruk yang hanya akan menodainya. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri , malaikat bertanya : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini ?”. Mereka menjawab : “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri “. Para malaikat berkata : “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu ?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,(QS. An-Nisa : 97)

4.Menjauhkan diri dari maksiat 

Kita tahu bahwa maksiat kecil namun bila dilakukan secara rutin dan berulang-ulang akan bisa merusak iman. Karena itu jangan biarkan maksiat kecil itu menggerogoti iman yang ada dalam dada. Jangan biarkan maksiat kecil itu menutupi cahaya hati kita dengan kegelapan, yang membuat kita tidak bisa lagi melihat cahaya.
Selalu zikir dan ingat kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Al-Hadid : 16)

5.Doa agar ditetapkan iman 

Allah adalah tuhan yang menciptakan hati kita. Dia pula yang akan merubah hati kita dan membolak-balikkannya. Karena itu kita diperintahkan untuk minta ditetapkan hati ini agar selalu tetap berada di dalam jalan yang benar.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi “.(QS. Ali Imran : 8)

6.Banyak Membaca Al-Quran Al-Karim 

Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil .(QS. Al-furqan : 32)

7.Memperbanyak ibrah dan mengambil pelajaran dari kisah orang terdahulu 

Dengan banyak mengkaji sejarah para nabi dan rasul serta kisah pada orang shaleh, maka kita akan mendapatkan ketenangan dan tambahan kemantapan hati. Karena pada kisah mereka memang telah Allah SWT masukkan pelajaran penting dan berguna. Setiap kali kita membuka kembali kisah mereka, kita pasti akan mendapatkan kekuatan batin yang akan mengawal perjalanan kita menuju kebenaran dan menjaga kita dari penyelewengan. Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.(QS. Huud : 120)
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi obelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS. Yusuf : 112)
rang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS. Yusuf : 112)










Cara Metutup Aurat....!!!!


      Persoalan aurat ini telah diputuskan secara jelas oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an menerusi ayat hijab iaitu ayat 30 dan 31 Surah al-Nur yang bermaksud:
30.”Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan (kemaluan) mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan.
31. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan (kemaluan) mereka, dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya, dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka, dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka…..” sehingga akhir terjemahan ayat ini.
Kehendak ayat ini adalah jelas, kecuali maksud “perhiasan tubuh yang zahir” itu. Allah tidak menerangkan maksudnya, begitu juga tiada hadis qawli (ucapan Nabi ) yang sahih tentangnya. Tetapi hadis iqrari (perakuan Nabi ) yang sahih amatlah banyak sekali, iaitu perakuan Nabi  terhadap para Sahabiat (sahabat wanita) yang semuanya bertudung setelah turun ayat hijab itu, seperti berikut:
  • Pertamanya, hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Ibn Jarir daripada ‘Aishah r.a.:
“Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama, apabila turunnya ayat (yang bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka…”, serta-merta mereka mengoyakkan apa sahaja kain (yang ada di sekeliling mereka) lalu bertudung dengannya.”
  • Kedua, hadis sahih yang diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dan Abu Dawud daripada Safiyyah bint Shaybah katanya:
“Ketika kami bersama ‘Aishah r.a., kami menyebut-nyebut tentang kelebihan-kelebihan wanita Quraisy, lalu ‘Aishah menyampuk: “Memang benar wanita Quraisy ada kelebihan, tetapi demi Allah sesungguhnya aku tidak pernah melihat wanita yang lebih baik daripada wanita Ansar dari segi kuatnya iman dan pegangan mereka terhadap kitab Allah. Apabila Allah turunkan ayat (yang bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka…”, serta-merta suami-suami mereka balik dan membacakan kepada mereka apa yang Allah turunkan kepada mereka, anak perempuan mereka, saudara perempuan mereka dan semua kaum kerabat mereka, sehingga tiada seorang perempuan pun daripada mereka melainkan bergegas mencari apa saja kain yang ada di sekeliling mereka lalu bertudung dengannya sebagai membenarkan dan membuktikan iman kepada apa yang Allah turunkan, maka jadilah mereka wanita-wanita yang bertudung bersama Rasulullah saw, seperti sekumpulan gagak hitam berada atas kepala mereka.”
Lihat tentang tafsiran dua ayat dan dua hadis di atas dalam Muhd Ali al- Sabuni, Mukhtasar Tafsir Ibn Kathir, (percetakan Dar al-Sabuni, Kaherah, t.t.)
  • Dan ketiga, satu hadis yang tidak berapa sahih tentang tafsiran”perhiasan tubuh yang zahir” itu ialah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud daripada ‘Aishah r.a.:
Bahawa Asma’ bint Abi Bakr (kakaknya) datang bertemu Nabi s.a.w. dalam keadaan pakaiannya nipis sehingga nampak kulit badannya, lalu Nabi s.a.w. pun berpaling daripadanya dan bersabda: “Wahai Asma’, seorang perempuan yang telah sampai haidh (baligh) tidak boleh dilihat (hendaklah bertutup) pada badannya melainkan ini dan ini” (sambil baginda menunjukkan ke arah wajah dan kedua pergelangan tangannya).
Dalam mentafsirkan ayat al-Qur’an yang bermaksud “dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka”. Prof. Dr. Hamka, dalam buku Tafsir Al-Azhar jld. 7 menjelaskan bahawa  : ‘Peringatan kepada perempuan, selain menjaga penglihatan mata dan memelihara kemaluan, ditambah lagi iaitu janganlah dipertontonkan perhiasan mereka kecuali yang nyata sahaja. Cincin di jari, muka dan tangan, itulah perhiasan yang nyata. Ertinya yang sederhana  dan tidak menyolok dan menganjurkan. Kemudian diterangkan pula bahawa hendaklah selendang (kudung) yang telah memang tersedia ada di kepala itu ditutupkan ke dada’.
Dalam mentafsirkan ayat yang sama, Ahmad Mustafa Al-Maraghiy dalam kitabnya Tafsir Al-Maraghiy jld.9 pula menjelaskan bahawa :“Begitu juga setiap wanita hendaklah tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya terhadap lelaki yang bukan muhrim, kecuali perhiasan yang biasa nampak dan tidak mungkin dapat disembunyikan, seperti cincin, celak mata dan lipstik. Dalam hal ini mereka tidak akan mendapat kesalahan. Kecualilah jika mereka menampakkan perhiasan yang patut disembunyikan seperti gelang tangan, gelang kaki, kalung mahkota, selempang dan anting-anting kerana semua perhiasan ini terletak pada bahagian tubuh (pergelangan tangan, betis, leher, kepala, dada dan telinga) yang haram dipandang kecuali oleh orang yang dibenarkan untuk melihatnya. Setelah melarang daripada menampakkan perhiasan, Allah Ta’ala selanjutnya memerintahkan agar menyembunyikan sebahagian tempat perhiasan pada anggota tubuh itu di mana mereka hendaklah melabuhkan tudung kepala ke dada bahagian atas hingga di bawah leher, supaya dengan yang demikian mereka dapat menutupi rambut, leher dan dadanya, sehingga tidak sedikitpun dapat dilihat oleh orang lain. Seringkali wanita menutupkan sebahagian tudungnya ke kepala dan sebahagian lagi dilabuhkan ke punggung sehingga nampak pangkal leher serta sebahagian dadanya seperti yang telah menjadi adat jahiliyyah. Dari itu mereka dilarang berbuat demikian”.
Daripada kedua-dua tafsiran ini jelaslah bahawa seorang wanita yang beriman itu wajib memakai tudung dan menutup aurat serta perhiasan-perhiasan yang terletak pada bahagian tubuh yang wajib disembunyikan daripada pandangan orang yang bukan muhrim kecuali pada muka dan kedua-dua pergelangan tangan yang merupakan perhiasan yang nyata bagi mereka.
Seterusnya, Allah Ta’ala turut menegaskan lagi mengenai kewajipan ini dalam Al-Qur’an Al-Karim menerusi ayat 59 Surah al-Ahzab yang bermaksud:
“Wahai nabi (Muhammad), suruhlah kepada isteri-isteri kamu, anak-anak perempuan kamu dan wanita-wanita beriman agar melabuhkan jilbab (pakaian bagi menutup seluruh tubuh) mereka (semasa mereka keluar), cara yang demikian itu lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasihani (terhadap dosa kamu di masa lalu).”
Dalam mentafsirkan ayat ini, Imam Ibn Kathir berkata, “Allah s.w.t. memerintahkan NabiNya supaya menyuruh isteri, anak dan wanita beriman agar mereka melabuhkan jilbab mereka supaya mereka berbeza dengan wanita jahiliyyah (yang tidak menutup aurat), dan jilbab ialah kain yang dipakai di atas tudung kepala…” (Lihat Muhd ‘Ali al-Sabuni, Mukhtasar Tafsir ibn Kathir, Dar al-Sabuni, Kaherah, t.t.)
           Berdasarkan tafsiran ini, makna jilbab yang paling tepat dalam konteks hari ini ialah cadur, seperti yang dipakai oleh wanita Iran itu. Bagaimanapun jilbab yang difahami dan dipakai oleh wanita Islam Melayu sekarang pun telah mencapai maksud ayat tadi, iaitu supaya mereka dikenal sebagai wanita solehah dan tidak berani diganggu oleh lelaki fasiq pada kebiasaannya. Jilbab itu hendaklah labuh sedikit sehingga menutup bentuk dada mereka dan lebih baik lagi sehingga menutup paras punggung mereka. Ini kerana antara tempat yang paling menarik perhatian dan menjadi bualan lelaki-lelaki fasiq ialah dua tempat sensitif itu. Maka perlulah tutup lebih sedikit berbanding betis dan lengan. Perkara inilah yang wajib difahami oleh wanita-wanita yang mulia, terhormat dan mempunyai harga diri. Adapun wanita yang tidak bercita-cita sedemikian, maka mereka mencipta pelbagai alasan untuk mengharuskan pendedahan aurat atau perhiasan sulit (bukan zahir) mereka. Namun para pendakwah perlulah berhikmah dan beransur-ansur dalam pendekatan mereka. Jangan menghentam, menyerang dan menghina wanita Islam yang belum dihidayatkan Allah itu. Berilah galakan kepada mereka dan puji-pujilah mereka bahawa mereka kelihatan lebih cantik dan menawan bila mereka menutup aurat. Mudah-mudahan pujian tersebut dapat melembutkan hati mereka untuk bertudung dan menutup aurat dengan sempurna. Namun, pendekatan beransur-ansur itu bukan bermakna mengatakan mendedah rambut tidak berdosa. Ini adalah pernyataan yang salah dan menyeleweng daripada tuntutan syariat Allah dan Rasul-Nya.
        Cara menutup aurat seperti yang diterangkan tadi adalah wajib bagi setiap wanita Islam bermula sejak mereka baligh sehingga mencapai usia yang tiada keinginan untuk berkahwin/bersuami lagi (menopaus). Bila mereka telah mencapai usia menopaus dan tiada keinginan lagi, maka ketika itu ada kelonggaran untuk mereka tidak menutup rambut dengan syarat tidak bersolek. Jika mereka masih bersolek dan berpakaian seksi, maka dakwaan bahawa mereka tiada keinginan adalah tidak diterima, kerana lazimnya tujuan solek dan pakaian seksi itu adalah untuk menarik perhatian dan mencari pasangan. Walau bagaimanapun, kekal beriltizam dengan cara menutup aurat yang sempurna itu adalah lebih baik bagi mereka, walaupun sesudah tiada keinginan. Hukum ini berdasarkan ayat 60 Surah al-Nur.












Aurat Bg Wanita....!!!!


       Ringkasnya, di sini saya senaraikan had-had pandangan atau aurat bagi wanita menurut al-Quran dan hadis, dari apa yang saya baca dan fahami.. Fikirkan dan semuanya terletak atas keimanan anda.

1.BULU KENING

Menurut Bukhari: “Rasulullah s.a.w melaknat perempuan yang mencukur(menipiskan bulu kening / meminta supaya dicukurkan bulu kening)”.
Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari

2.KAKI

“Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar di ketahui perhiasan yang mereka sembunyikan”.
An-Nur :31
* Menampakkan kaki
* Melenggokkan badan mengikut hentakan kaki

3.WANGIAN

“Siapa sahaja wanita yang memakai wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka mencium baunya,maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina”.
Riwayat Nasaie’,Ibn Khuzaimah dan Hibban

4.DADA

“Hendaklah meraka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka…”.
An-Nur :31

5.GIGI

“Rasulullah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya”.
Riwayat At-Thabrani
“Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik yang merubah ciptaan Allah”.
Riwayat Bukhari dan Muslim

6.TANGAN

“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya”.
Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi

7.MUKA DAN LEHER

“Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasanmu seperti orang jahiliyyah yang dahulu”.
Bersolek (make-up)
Menurut Maqatil : membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang jahiliyyah dengan sengaja.
8.RAMBUT
“Wahai anakku Fatimah ! adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya”.
Riwayat Bukhari dan Muslim
9.MATA
“Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pandangannya”.
An-Nur : 31
“Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama,ada pun pandangan seterusnya tidak di benarkan”.
Riwayat Ahmad,Abu Daud dan Tirmidzi

10.PAKAIAN

“Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan,maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti”.
Riwayat Ahmad,Abu Daud,An-Nasaie dan Ibn Majah
“Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat.Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya”.
Riwayat Bukhari dan Muslim
Berpakaian tipis/jarang
Berpakaian ketat/nampak bentuk
Berpakaian berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu
“Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu,anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali.Lantaran itu mereka tidak diganggu.Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Al-Ahzab : 59

11.KEMALUAN

“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin,hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina)”.
An-Nur : 31
“Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu,puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (tidak berzina) dan menta’ti suaminya,maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya”.
Riwayat Al-Bazaar
“Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya,melainkan dia telah membinasakan tabir antara dirinya dengan Allah”.
Riwayat Tirmidzi,Abu Daud dan Ibn Majah

12.MUKA DAN TANGAN

Asma’ binti Abu Bakar telah menemui Rasulullah s.a.w dengan memakai pakaian yang tipis.Sabda Rasulullah s.a.w: “Wahai Asma’!Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah sahaja”.
Riwayat Bukhari dan Muslim

13.MULUT (SUARA)

“Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya,tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik”.
Al-Ahzab : 32
“Sesungguhnya akan ada ummatku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain,iaitu kepala mereka dilalaikan oleh-oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan,maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi”.
Riwayat Ibn Majah