Senin, 13 Februari 2012

Tak bisa jauh dari Mu

ingin Q menutup mata ini...
agar Q tak bisa melihat dirimu...
menghitung langkah kakimu...
dan membaca aura wajah mu....
     dan Q tutup telinga ini...
     hingga Q tak mendengar suaramu...
     yang slalu mengganggu hidupku...
     karna keberadaan mu.....
tapi...
Q tak bisa lakuin itu smua...
berat bagi Q menjauhi mu....
apalagi menjauhi mu....
   sungguh Q tak bisa....

Selasa, 31 Januari 2012



           Neraka adalah tempat penyiksaan orang-orang yang berdosa, di dalamnya terdapat berbagai macam siksaan dan penderitaan yang tidak dapat dilukiskan. Mereka di situ tidak hidup dan tidak mati. Bagi orang-orang kafir atau musyrik (menyekutukan Allah) mereka akan tinggal di dalamnya kekal selamanya. Sedangkan orang beriman yang banyak berdosa tetapi tidak bersyirik (tidak musyrik), bilah Allah memasukkannya keneraka, maka dia tidak akan kekal didalamnya.
Sebagian gambaran tentang neraka dan siksaannya:


A. Kedalamannya.


Abu Hurairah berkata, "Kami berada bersama Rasulallah , dan kami mendengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi  bersabda, "Tahukah kalian suara apa itu? Kami menjawab, "Allah dan RasulNya yang paling mengetahui", Nabi bersabda, "Itu suara batu yang dilemparkan ke neraka tujuh puluh tahun yang lalu, tetapi baru jatuh di dasarnya sekarang". (HR. Muslim)


B. Kekuatan panasnya


Nabi  bersabda, "Api yang kita kenal di dunia ini adalah sepertujuh puluh bagian dari api neraka". (HR. Bukhari) dan api itu tidak pernah padam.
“Tiap-tiap kali nyala api jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya”. (QS. 17:97)
“Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air panas yang mendidih dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan”. (QS. 56 :41-44)


C. Makanannya. (QS. 88:6-7) 


“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar”. 
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”. (QS. 44:43-46)
D. Minumannya adalah Hamim (air yang mendidih). 
“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghangus-kan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. (QS. 18:29)


E. Pakaiannya. 


“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka”. (QS. 22:19)


F. Yang teringan siksanya. 


Nabi  bersabda, "Orang yang paling ringan siksanya diantara para penghuni neraka nanti adalah orang yang dibawah telapak kakinya ditaruh bara yang menyala, yang akan membuat otaknya mendidih". (HR. Bukhari)


G. Keadaan kulit mereka. 


“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 4:56)





SUMBER :http://flawlessimagine.blogspot.com

Kamis, 26 Januari 2012

SATU RASA

sakit...
satu rasa yang terpendam
menyakiti hati yang ditempati
dari waktu,ke waktu
mengharapkan terungkapnya...
         sakit.....
         satu  rasa yang tertinggal
         ingin hati menjerit
         menyerukan kata bebas
         karna sakit menyayat hati
sakit....
dari hari ke hari
dari bulan ke bulan
hanyalah pilu menemani
tapi sakit tak pergi jua

         aji.com

Selasa, 17 Januari 2012

3 kunci kehidupan

Kunci Pertama : IMAN

Jangan pernah kehilangan iman kepercayaan Anda pada Sang Pencipta. Apa yang telah Anda pelajari tentang kebaikan, sekiranya itu menjadi pegangan dalam hidup ini. Dikala situasi sulit menimpa, kembali berpegang pada iman masing-masing agar selalu dikuatkan. Dikala godaan menghampiri, sadarkan diri Anda bahwa jangan sampai dikalahkan oleh godaan yang bersifat kenikmatan sesaat. Gembira atau sedih biarlah iman selalu hidup dalam diri setiap manusia.

Kunci Kedua : HARAPAN
Selama matahari masih bersinar dipagi hari, selama Anda masih bernafas ketika bangun pagi, berarti harapan akan selalu ada dalam hidup ini. Seseorang akan merasakan hidup yang luar biasa, ketika ia selalu membangkitkan harapan positif dalam hidup ini. Meskipun pengalaman pahit pernah menghiasi buku harian Anda, penderitaan yang selalu Anda alami, percayalah selama harapan Anda akan esok hari selalu positif, maka badai yang selama ini hadir pasti akan berlalu. Yang terpenting adalah apakah seseorang masih memiliki harapan ketika dunia semakin keras terhadap dirinya. Hidup dengan harapan yag positif-lah yang akan menggerakkan langkah Anda menuju sesuatu yang baik, lebih termotivasi untuk mewujudkan sesuatu, dan semakin memiliki kepercayaan diri bahwa diri Anda adalah pribadi yang luar biasa.

Kunci Ketiga : KASIH
Bunda Teresa selalu menyebarkan virus kasih kepada siapapun yang membutuhkannya. Tidak peduli ia cantik, sakit, ataupun miskin, karena siapapun didunia ini berhak menerima cinta kasih. Hidup dengan kasih adalah awal menuju perdamaian. Mengapa ada perceraian, mengapa ada peperangan, mengapa ada kekerasan, mengapa ada rasa dendam? Penyebabnya sangat sederhana, karena belum adanya kasih dalam diri masing-masing untuk disebarkan bagi banyak orang. Anda baru bisa menyebarkan virus kasih, kalau Anda sudah menciptakannya dalam diri Anda sendiri dengan mulai menerima diri Anda apa adanya, mensyukuri segala karunia Tuhan dalam hidup ini.

25 Pahala amal shaleh dalam kehidupan

             pahala mengikuti sunnah dan menjauhi bid'ah, pahala ilmu, pahala wudhu, pahala adzan, pahala membangun dan menjaga mesjid, pahala menuju mesjid, pahala sholat, pahala sedekah, pahala berpuasa, pahala haji dan umrah, pahala zikir dan do'a, pahala berbuat baik dalam kehidupan, pahala berbuat baik kepada kedua orang tua, pahala silahturahmi, pahala berbuat baik kepada anak yatim, pahala berbuat baik diantara kaum muslimin, pahala berbaik sangka kepada Allah, pahala menjenguk orang sakit, pahala bersabar, pahala melayat jenazah dan menshalatinya, pahala memamahi Al-Qur'an, pahala berjihat di jalan Allah, pahala mencintai karena Allah, pahala memakmurkan bumi dengan tanaman, pahala bersikap lunak dan mencari yang halal.

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN PAHALANYA


OlehUstadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Di Antara Fadhilah (Keutamaan) Berbakti Kepada Kedua Orang Tua.

Pertama
Bahwa berbakti kpd kedua orang tua ialah amal yg paling utama. Dengan dasar diantara yaitu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
“Arti : Dari Abdullah bin Mas’ud katanya, “Aku berta kpd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yg paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktu (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kpd kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]
Dengan demikian jika ingin kebajikan hrs didahulukan amal-amal yg paling utama di antara ialah birrul walidain (berbakti kpd kedua orang tua).
Kedua
Bahwa ridla Allah tergantung kpd keridlaan orang tua. Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr dikatakan.
“Arti : Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridla Allah tergantung kpd keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kpd kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]
Ketiga
Bahwa berbakti kpd kedua orang tua dpt menghilangkan kesulitan yg sedang dialami yaitu dgn cara bertawasul dgn amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Umar.
“Arti : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yg lain, ‘Ingatlah amal terbaik yg pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kpd Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dgn harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguh aku mempunyai kedua orang tua yg sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kpd kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku hrs berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dpti kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi kedua namun kedua masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tdk memberikannya. Aku tdk akan memberikan kpd siapa pun sebelum susu yg aku perah ini kuberikan kpd kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai kedua bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kpd keduanya. Setelah kedua minum lalu kuberikan kpd anak-anaku. Ya Allah, seandai peruntukan ini ialah peruntukan yg baik krn Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A’mal]
Ini menunjukkan bahwa peruntukan berbakti kpd kedua orang tua yg pernah kita lakukan, dpt digunakan untuk bertawassul kpd Allah ketika kita mengalami kesulitan, Insya Allah kesulitan tersebut akan hilang. Berbagai kesulitan yg dialami seseorang saat ini diantara krn peruntukan durhaka kpd kedua orang tuanya.
Kalau kita mengetahui, bagaimana berat orang tua kita telah bersusah payah untuk kita, maka peruntukan ‘Si Anak’ yg ‘bergadang’ untuk memerah susu tersebut belum sebanding dgn jasa orang tua ketika mengurus sewaktu kecil.
‘Si Anak’ melakukan pekerjaan tersebut tiap hari dgn tdk ada perasaan bosan dan lelah atau yg lainnya. Bahkan ketika kedua orang tua sudah tidur, dia rela menunggu kedua bangun di pagi hari meskipun anak menangis. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua hrs didahulukan daripada kebutuhan anak kita sendiri dalam rangka berbakti kpd kedua orang tua. Bahkan dalam riwayat yg lain disebutkan berbakti kpd orang tua hrs didahulukan dari pada beruntuk baik kpd istri sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma ketika diperintahkan oleh bapak (Umar bin Khaththab) untuk menceraikan istrinya, ia berta kpd Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ceraikan istrimuu” [Hadits Riwayat Abu Dawud No. 5138, Tirimidzi No. 1189 beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”]
Dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud yg disampaikan sebelum disebutkan bahwa berbakti kpd kedua orang tua hrs didahulukan daripada jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Begitu besar jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun yg kita lakukan untuk berbakti kpd kedua orang tua tdk akan dpt membalas jasa keduanya. Di dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma melihat seorang menggendong ibu untuk tawaf di Ka’bah dan ke mana saja ‘Si Ibu’ menginginkan, orang tersebut berta kpd, “Wahai Abdullah bin Umar, dgn peruntukanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku.?” Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, “Belum, setetespun engkau belum dpt membalas kebaikan kedua orang tuamu” [Shahih Al Adabul Mufrad No.9]
Orang tua kita telah megurusi kita mulai dari kandungan dgn beban yg dirasakan sangat berat dan susah payah. Demikian juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwa antara hidup dan mati. Ketika kita lahir, ibu lah yg menyusui kita kemudian membersihkan kotoran kita. Semua dilakukan oleh ibu kita, bukan oleh orang lain. Ibu kita selalu menemani ketika kita terjaga dan menangis baik di pagi, siang atau malam hari. Apabila kita sakit tdk ada yg bisa menangis kecuali ibu kita. Sementara bapak kita juga berusaha agar kita segera sembuh dgn membawa ke dokter atau yg lain. Sehingga kalau ditawarkan antara hidup dan mati, ibu kita akan memilih mati agar kita tetap hidup. Itulah jasa seorang ibu terhadap anaknya.
Keempat
Dengan berbakti kpd kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dalam hadits yg disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Arti : Barangsiapa yg suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umur maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dianjurkan untuk menyambung tali silaturahmi. Dalam silaturahmi, yg hrs didahulukan silaturahmi kpd kedua orang tua sebelum kpd yg lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yg sering ziarah kpd teman-teman tetapi kpd orang tua sendiri jarang bahkan tdk pernah. Padahal ketika masih kecil dia selalu bersama ibu dan bapaknya. Tapi setelah dewasa, seakan-akan dia tdk pernah berkumpul bahkan tdk kenal dgn kedua orang tuanya. Sesulit apapun hrs tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kpd kedua orang tua. Karena dgn dekat kpd kedua insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa dgn silaturahmi akan diakhirkan ajal dan umur seseorang.[1] walaupun masih terdpt perbedaan dikalangan para ulama tentang masalah ini, namun pendpt yg lebih kuat berdasarkan nash dan zhahir hadits ini bahwa umur memang benar-benar akan dipanjangkan.
Kelima
Manfaat dari berbakti kpd kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yg durhaka tdk akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yg beruntuk baik kpd kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ke jannah (surga).
Dosa-dosa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan adzab di dunia diantara ialah beruntuk zhalim dan durhaka kpd kedua orang tua. Dengan demikian jika seorang anak beruntuk baik kpd kedua orang tuanya, Allah Subahanahu wa Ta’ala akan menghindarkan dari berbagai malapetaka, dgn izin Allah.
[Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan Darul Qolam - Jakarta.]


Sumber Keutamaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dan Pahalanya : http://alsofwah.or.id